Senin, 15 Maret 2010

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA SMP/MTs

Ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif?
Ciri paragraf deduktif :
- kalimat utama berada di awal paragraf
- kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan khusus

Ciri paragraf induktif :
- kalimat utama berada di akhir paragraf
- kalimat disusun dari uraian/penjelasan bersifat khusus diikuti dengan kalimat pernyataan umum

Perbedaan antara fakta dan opini

Fakta
Fakta (bahasa Latin: factus) dalam istilah keilmuan merupakan suatu hasil observasi yang obyektif dan dapat verifikasi. Fakta adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam prosesnya kadangkala dapat menjadi sebuah ilmu.
Contohnya, fakta bahwa bumi ini bulat. Ketika seseorang mengelilingi bumi dengan berjalan ke arah timur atau ke arah barat, pada akhirnya ia akan kembali ke titik awal. Fakta ini bukan berdasarkan sudut pandang pribadi, atau pendirian dari kelompok tertentu saja. Karena riset telah membuktikan dan memang telah terbukti 100% (diverifikasi) bahwa bumi ini bulat. Fakta inipun menjadi sebuah teori dalam ilmu pengetahuan.


Opini
Opini adalah pendapat, pikiran, pendirian, pandangan, perspektif dan tanggapan mengenai suatu kejadian, keadaan, dan desas-desus tentang sesuatu hal.
Contohnya, banyak orang berpendapat bahwa perempuan merokok adalah perempuan yg ga benar. Padahal belum tentu begitu. Nyatanya banyak perempuan perokok yg merupakan orang baik2. Jadi pendapat ini hanyalah berdasarkan sudut pandang pribadi / sekelompok orang saja. Tidak ada yg dapat memverifikasi (menjamin/mensahihkan) bahwa pendapat ini 100% benar adanya.

Namun perlu kita ketahui bahwa ada opini yang memang berdasarkan fakta. Contohnya, fakta (hasil riset) menunjukkan bahwa rokok mengandung racun yang membahayakan kesehatan. Ini sudah diverifikasi secara empiris, bahkan oleh WHO. Dari fakta inilah kemudian muncul opini bahwa merokok itu adalah hal yg tidak baik.


Gaya Bahasa

MAJAS



Majas adalah :
Cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain. Bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu dengan cara menggunakan perasaan atau menyamakan dengan sesuatu yang lain. (pemakaian kata-kata yang seolah-olah berjiwa, hidup, dan segar serta dapat menggetarkan hati pembaca).

Majas terbagi 4 macam
1. Majas Perbandingan
2. Majas Sindiran
3. Majas Penegasan
4. Majas Pertentangan


1. Majas Perbandingan adalah :

Majas yang menggunakan perbandingan untuk melukiskan sesuatu.


Yang Termasuk Majas Perbandingan adalah:

a. Asosiasi

b. Personifikasi

c. Metafora

d. Alegori

e. Metonimia

f. Parabel

g. Simbolik

h. Tropen

i. Litotes

j. Sinekdokhe

k. Eufimisme

l. Hiperbola

m. Alusio

n. Antonomasia

o. Perifrasis


a. Majas Asosiasi atau Perumpamaan adalah:

Majas perbandingan yang membandingkan suatu keadaan dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskan.


Contohnya : Wajahnya pucat bagai bulan kesiangan.

Bangkit semangatnya seperti api berkobar.

Sejak dahulu ia memang kurus seperti tiang listrik.



b. Majas Personifikasi atau Penginsanan adalah :

Majas perbandingan yang membandingkan suatu benda tidak bernyawa atau tidak bergerak menjadi seolah-olah bernyawa dan berperilaku seperti manusia atau hewan.


Contohnya : Pohon nyiur melambai-lambai.

Pantai Pangandaran menangis karena lahannya dirusak.

Gedung kesenian ini menyimpan cerita masa kejayaan.



c. Majas Metafora adalah :

Majas perbandingan yang membandingkan suatu benda dengan benda lain yang mempunyai sifat sama atau hampir sama.


Contohnya : Raja siang memancarkan cahanya. (matahari)

Anita adalah tangkai hati ibu. (kesayangan)

Dewi malam menyertai pertunjukan Ramayana. (bulan)



d. Majas Alegori adalah :

Majas perbandingan yang memperlihatkan perbandingan utuh yang membentuk kesatuan yang menyeluruh.


Contohnya : Di masyarakat terdapat dongeng-dengeng binatang, seperti kancil dan buaya, monyet dan petani.


e. Majas Metonimia adalah :

Majas perbandingan yang mengandung perbandingan benda yang dimaksud dengan menyebutkan nama atau predikat atau sifat yang biasa terdapat pada benda itu.


Contohnya : Kemarin Yamahanya hilang. (motor)

Tolong, belikan gudang garam, Nak! (rokok)

Dia datang memakai Fiat bukan Ford. (mobil)



f. Majas Parabel adalah :

Majas perbandingan yang terkandung dalam seluruh karangan. Dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba dari dalamnya.


Contohnya : Bhagawat Gita

Bayan Budiman

Hikayat Kalilah dan Dimmah



g. Majas Simbolik adalah:

Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atatu perlambang.


Contohnya: Raihlah bintang di langit!

Melati, lambang kesucian.

Lintah darat pemakan riba.



h. Majas Tropen adalah:

Majas perbandingan yang mempergunakan kata-kata yang tepat dan sejajar artinya dengan pergantian yang dimaksud.


Contohnya: Besok Bapak Presiden akan terbang ke Surabaya.

Sepanjang hari dia berkubur saja dalam kamarnya.

Dia duduk melamun, hanyut dibawa persaannya.


i. Majas Litotes adalah:
Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan sebenarnya guna merendahkan diri.


Contohnya : Datanglah ke gubuk orang tuaku.
Perjuangan kami hanya setitik air di samudera .



j. Majas Sinekdokhe terbagi atas dua jenis yaitu:


1. Sinekdoke Pars Pro Toto

2. Sinekdoke Totem Pro Parte


Sinekdoke Pars Pro Toto adalah: sebagian untuk seluruh.

Maksudnya jika disebutkan sebagian dari suatu benda, maka yang dimaksudkan seluruhnya. (meluas)


Contohnya: Ayah membeli tiga ekor sapi.

Berapa kepala penghuni rumah ini?

Sudah lama saya tidak melihat batang hidungnya.


Sinekdoke Totem Pro Parte adalah: seluruh untuk semua.

Maksudnya jika disebutkan seluruh dari suatu benda, maka yang dimaksudkank sebaginnya. (menyempit)


Contohnya: Pertandingan itu berakhir dengan kemenangan Bandung.

Jakarta sering banjir kala musim hujan tiba.

Kaum putri memperingati Hari Kartini.


k. Majas Eufimisme adalah:

Majas perbandingan dalam bertutur kata untuk menggantikan kata lain dengan maksud supaya terdengar lebih sopan, dan tidak menyinggung persaan orang lain.


Contohnya: Orang yang bodoh, dikatakan kurang pandai.

Akhir-akhir ini ia telah berubah akal. (gila)

Pak, bolehkah saya ke belakang. (ke toilet)



l. Majas Hiperbola adalah:

Majas perbandingan yang melukiskan peristiwa atau keadaan dengan berlebih-lebihan dari yang sesungguhnya.


Contohnya : Hatiku terbakar.

Darahku mendidih.

Ia menangis menyayat hati.

Hampir copot jantung saya



m. Majas Antonomasia adalah:

Majas perbandingan yang digunakan untuk memanggil seseorang bukan nama aslinya, melainkan nama panggilan yang disebabkan oleh sifat yang dimilikinya atau ciri tubuhnya.


Contohnya: Orang yang gemuk dinamai si Gemuk.

Orang yang kepalanya botak dinamai si Botak.

Orang yang tinggi lampai dinamai si Jangkung.


n. Majas Alusio adalah:

Majas perbandingan dengan menggunakan ungkapan atau peribahasa yang sudah lazim dipergunakan orang.


Contohnya: Kakek itu tua-tua keladi, makin tua makin jadi.


p. Majas Perifrasis adalah:

Majas perbandingan yang menguraikan. Sepatah kata diganti dengan serangkaian kata yang mengandung arti yang sama dengan kata yang digantikan itu.


Contohnya: Jangan terlalu materialistis!

Jangan terlalu mempertuhankan harta benda!

Pagi-pagi berangkatlah kami.

Ketika Sang Surya ke luar dari peraduannya, berangkatlah kami.

Kereta api itu berlari tersus.

Kuda besi yang panjang itu berlari terus.



2. Majas Sindiran adalah:

Majas yang menggunakan sindirin untuk melukiskan sesuatu.


Yang Termasuk Majas Sindiran Adalah:

a. Ironi

b. Sinisme

c. Sarkasme


a. Majas Ironi adalah:

Majas sindiran yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna yang sesungguhnya, dengan maksud menyindir.


Contohnya : Merdu benar suaramu, hingga terbangun aku.

Sungguh bagus rapormu, merah semua.

Katanya jagoan, begitu saja menangis.



b. Majas Sinisme adalah:

Majas sindiran berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya. Seperti ironi tetapi agak kasar dan lebih menyakitkan.


Contohnya : Ilmu kamukan sudah selangit untuk apa nasihat!

Muntah aku melihat mukamu!

Terpuji betul kelakuanmu sekarang.

c. Majas Sarkasme adalah:

Majas sindiran yang berisi sindiran paling keras dan kasar dengan mempergunakan kata-kata yang dianggap tidak sopan.


Contohnya : Hai, babi! Enyah kau dari sini!

Cih, mukamu seperti monyet, kalau mau bercermin.

Hai, anjing pergi dari sini!


3. Majas Penegasan adalah :

Majas yang menggunakan penegasan untuk melukiskan sesuatu.


Yang Termasuk Majas Penegasan adalah:

a. Pleonasme

b. Repetisi

c. Paralelisme

d. Tautologi

e. Klimaks

f. Antiklimaks

g. Inversi

h. Elipsi

i. Retoris

j. Koreksio

k. Asindeton

l. Polisindeton

m. Interupsi

n. Eksklamasio

o. Enumerasio

p. Praterito


a. Majas Pleonasme adalah:

Majas penegasan yang berupa pemakaian kata sebagai keterangan yang berlebihan, menegaskan kata yang sebenarnya tidak perlu.


Contohnya : Bola bulat itu bergulir ke gawang lawan.

Mobil itu mundur ke belakang pelan-pelan.

b. Majas Repetisi adalah:

Majas penegasan pengulangan kata yang sudah disebut dengan kata-kata yang sama maknanya dengan maksud memberikan tekanan atau mengeraskan arti.


Contohnya: Selama darahku masih mengalir, selama jantungku masih berdenyut, aku tetap membalas.

Bukan cemburu, bukan irihati, bukan dengki, tetapi aku ingin menasihatimu.



c. Majas Paralelisme adalah:

Majas penegasan pengulangan kalimat atau kata yang sama dengan maksud memberikan penegasan.


Contohnya: Aku akan memperhatikan permintaanmu.

Aku akan memperhatikan kehendakmu.

Aku akan memperhatikan maksudmu.



d. Majas Tautologi adalah:

Mejas penegasan dengan megulang beberapa kali sepatah kata dalam sebuah kalimat. Menggunakan kata bersinonim berturut-turut dalam kalimat.


Contohnya: Disuruhyna aku bersabar, bersabar dan sekali lagi bersabar, tetapi aku tak tahan lagi.

Kehendak dan keinginan kami ialah supaya dia menjadi seorang yang berguna.



e. Majas Klimaks adalah:

Majas penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin menghebat, meninggi, meluas, atau membesar.


Contohnya: Bukan hanya beratus, beribu, malah berjuta orang yang telah menderita akibat peperangan.

Dari kecil sampai dewasa, malah sampai setua ini engkau belajar tak juga pandai-pandainya.



f. Majas Antiklimaks adalah:

Majas penegasan yang menggunakan kata makin lama kain menurun, mengecil, atau menyempit.


Contohnya: Kakeknya, ayahnya, dia sendiri, dan kini anaknya semuanya tak ada yang luput dari penyakit turunan itu.

Gedung-gedung, rumah-rumah, dan gubuk-gubuk semuanya mengibarkan Sang saka merah putih pada hari ulang tahun kemerdekaan itu.



g. Majas Inversi adalah:

Majas penegasan yang digunakan bila predika kalimat hendak lebih dipentingkan daripada subyeknya, lalu ditempatkan di depan subyek.


Contohnya: Terang benar bulan.

Besar sekali gajinya.



h. Majas Elipsi adalah:

Majas penegasan yang subyeknya atau predikatnya tak lagi disebutkan karena dianggap sudah diketahui.


Contohnya: Pergilah!”

Kata ‘pergilah’ lebih mendapat tekanan darpada bila kalimat itu bersubyek; pergilah engkau!


i. Majas Retoris adalah:

Majas penegasan yang menggunakan kalimat tanya- tak- bertanya, sering menyatakan kesangsian atau bersifat mengejek.


Contohnya: “Mana mungkin orang mati hidup kembali?”

“Inikah yang kau namai bekerja?”



j. Majas Koreksio adalah:

Majas penegasan yang dipakai bila akan membetulkan kembali apa yang salah diucapkan baik yang diucapkan dengan sengaja ataupun tidak.


Contohnya: Dia adikku, eh bukan, kakakku.

Ibu ada di dapur, ah, bukan, di kamar mandi.


k. Majas Asindeton adalah:

Majas penegasan yang meyatakan beberapa hal, keadaan, atau benda disebutkan berturut-turut tanpa mempergunakan kata penghubung.


Contohnya: Meja, kursi, lemari lintang-pukang saja dalam kamar itu.

Kain-kain, barang pecah-belah, mainan anak-anak semua ada dijual di toko itu.



l. Majas Polisindeton adalah:

Majas penegasan yang banyak menggunakan kata penghubung dalam kalimat.


Contohnya: Setelah pekerjaan selesai, maka berkemas-kemaslah dia akan pulang karena hari sudah mulai gelap, lagipula mendung-mendung tanda hari akan hujan.



m. Majas Interupsi adalah:

Majas penegasan yang menggunakan sisipan (kata atau frase) di tengah-tengah kalimat pokok, dengan maksud untuk menjelaskan sesuatu dalam kalimat tersebut.


Contohnya: Aku – kalau bukan karena terpaksa – takkan maun melakukan pekerjaan ini.



n. Majas Eksklamasio adalah:

Majas penegasan yang menggunkan pemakaian kata-kata seru untuk penegasan.


Contohnya: Wah, biar, biar kupeluk, ah, dengan tangan mengigil.



o. Majas Enumerasio adalah:

Majas penegasan yang membentuk satu kesatuan dilukiskan satu per satu supaya tiap-tiap peristiwa dalam keseluruhannya itu tampak dengan jelas.


Contohnya: Laut tenang. Di atas permadani biru itu tampak satu-satu perahu nelayan melancar perlahan-lahan.Angin berhembus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Di sana sini bintang-bintang gemerlap. Semuanya berpadu membentuk sauatu lukisan yang harmonmis. Itulah keindahan sejati.



p. Majas Praterito adalah:

Majas penegasan ini pengarang seolah-olah menyembunyikan atau merahasiakan sesuatu. Pembaca dibiarkan mengungkapkan sendiri apa yang sengaja dihilangkan atau tidak disebutkan.


Contohnya: Tentang ramainya pasar malam itu, tak usahlah kuceritakan dulu. Biarlah engkau sendiri menyaksikannya.

Apakah gunanya kukatakan lagi? Bukankah itu sudah menjadi rahasia umum.



4. Majas Pertentangan adalah:

Majas yang menggunakan pertentangan untuk melukiskan sesuatu.


Yang Termasuk Majas Pertentangan adalah:

a. Paradoks

b. Antitesis

c. Kontradiksio in terminis

d. Anakhronisme



a. Majas Paradoks adalah:

Majas pertentangan yang menggunakan kata yang berlawanan antara satu dengan yang lain, dengan maksud menghaluskan arti.


Contohnya: Dia kaya, tetapi miskin.

Dia besar, tetapi kecil.

Gajinya besar, tetapi hidupnya melarat.



b. Majas Antitesis adalah:

Majas pertentangan yang mempergunakan paduan kata yang berlawanan artinya.


Contohnya: Tua muda, besar kecil, pria wanita hadir dalam keramaian itu.

Hidup matinya, susah senangnya serahkanlah kepadaku.




c. Majas Kontradiksio in terminis adalah:

Majas pertentangan yang memperlihatkan sesuatu yang bertentantan dengan apa yang sudah dikatakan semula.Apa yang sudah dikatakan, disangkal lagi oleh ucapan kemudian.


Contohnya: Semua sudah hadir, kecuali si Amir.

Kamar terasa hening, hanya terdengar detik jam beker saja.



d. Majas Anakhronisme adalah:

Majas pertentangan yang menunjukkan bahwa dalam uraian ada sesuatu yang tak sesuai dengan sejarah. Sesuatu yang disebutkan dalam cerita itu belum ada pada masa itu. Pengarang tak teliti, menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya.


Contohnya: Jika pengarang dalam karangannya menyebutkan bahwa dalam Perang Dunia I yang dilukiskannya itu ada helikopter, maka tentu hal itu bertentangan dengan kenyataan sebenarnya sebab ketika itu belum ada helikopter.

1 komentar:

  1. Baccarat | Online casino with real dealers
    baccarat. Online casino with real dealers worrione · Baccarat casino. baccarat. baccarat. baccarat. baccarat. baccarat. baccarat. deccasino baccarat. 제왕카지노 baccarat. baccarat.

    BalasHapus